BEI Terapkan Aturan Baru Fraksi Harga Saham

Per tanggal 2 Mei 2016 BEI terapkan lima fraksi harga saham.

Mengenal Berbagai Tipe Investor

Anda termasuk tipe investor yang mana?

Tips Sebelum Pindah Bank KPR

Perhitungkan secara teliti apabila Anda akan memindahkan KPR ke bank lain.

Mesiasati Harga Jual-Beli Ketika Menjual Emas

Bagaimana menyiasati selisih/spread harga jual-beli emas ini agar kenaikan sesungguhnya yang akan kita peroleh tidak berkurang banyak?

Tips Menggunakan Kartu Kredit

Berikut ini informasi dan tips bagi Anda yang mempunyai atau ingin memiliki kartu kredit.

Kamis, 14 November 2013

Tips Agar tidak Kebablasan Pakai Kartu Kredit

Salah satu penyebab 'kebablasan' keuangan bagi masyarakat adalah penggunaan kartu kredit yang tidak bijak. Banyak orang berpikir kartu kredit adalah tambahan penghasilan, padahal fungsi aslinya adalah 'dana pinjaman'. Dengan fungsi dana pinjaman, Anda harus membayar kembali dan disertai dengan biaya bunga.


Agar gaji Anda tidak melulu habis, lakukan perencanaan keuangan selama 1 bulan ke depan. berikut beberapa tips:
  • Buat rencana sampai akhir bulan. Bagi uang untuk kebutuhan rutin bulanan (Living), dana darurat & investasi (saving), dan gaya hidup.
  • Pastikan rekening Saving langsung dapat jatah maksimal H+3 dari tanggal gajian.
  • Buat rekening Living, pertimbangkan pakai e-money. Anda bisa kontrol pengeluaran dengan mengisi saldo sesuai anggaran. E-money bisa berbentuk toll-card, paycard, dan lainnya. Biasanya ada promo juga jadi bisa lebih hemat.
  • Ambil tunai ke ATM hanya 1 kali seminggu. Untuk kebutuhan lain, gunakan kartu debit.
  • Kartu kredit boleh dipakai, hanya kalau Anda punya uang untuk bayar lunas tagihan bulan depan.
  • Apakah Anda layak punya kartu kredit? Coba cek, kalau masih ada kebiasaan bayar biaya keterlambatan dan biaya bunga, lebih baik Anda menutup kartu kredit Anda.

Bagaimana jika tagihan utang kartu kredit sudah terlanjur besar? Ikut tips berikut:
  • Hentikan penggunaan kartu kredit untuk hal-hal konsumtif yang langsung habis, misalnya belanja makanan, belanja minuman, tiket nonton, atau pun paket liburan. Bila Anda ternyata tidak sanggup bayar, pembelian ini tidak dapat dijual kembali.
  • Usahakan bayar lebih dari tagihan minimum. Ternyata, masih banyak pengguna kartu kredit yang tidak mengetahui bahwa Anda boleh membayar di atas tagihan minimum bahkan boleh dilunasi. Semakin besar pembayaran, maka semakin kecil biaya bunga yang mungkin dibebankan.
  • Hentikan penggunaan kartu kredit saat mendekati batas limit. Alangkah tidak bijak apabila Anda membuat kartu kredit baru di saat kartu kredit yang ada saat ini sudah masuk batas limit penggunaan.

Rabu, 13 November 2013

BI Rate Naik Menjadi 7,5 Persen

Hari ini (12/11) BI rate kembali naik sebesar 25 basis poin menjadi dari 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A. Johansyah menuturkan Rapat Dewan Gubernur bulanan telah memutuskan menaikkan BI rate menjadi 7.5 persen.



Sesuai dengan kenaikan BI Rate tersebut, BI juga menaikkan lending facility dari 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Selain itu discount facility juga naik sebesar 25 basis poin dari 5,5 persen menjadi 5,75 persen. Pertimbangan yang mendasari BI menaikkan BI rate adalah demi mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan.

Dengan kenaikan BI rate ini,  selama kepemimpinan Agus Martowardojo di bank sentral, bunga acuan sudah naik 5 kali, mulai 13 juni 2013 menjadi 6 persen dari 5,75 persen yang bertahan selama 14 bulan pada kepemiminan Darmin Nasution. Kemudian pada 11 Juli naik menjadi 6,5 persen, 29 Agustus menjadi 7 persen, 12 September naik ke 7,25 persen, dan terakhir hari ini kembali naik menjadi 7,5 persen.

Jumat, 08 November 2013

Perusahaan Bakrie Telecom Turun Peringkat


Peringkat atau rating perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) turun dari CCC menjadi CC. Rating BTEL di wilayah Asia Tenggara juga turun dari AXCCC menjadi AXCC. Peringkat ini dikeluarkan oleh lembaga internasional Standard & Poor's (S&P). Surat utang Bakrie Telecom Pte Ltd pun mengalami pemotongan peringkat, dari CCC menjadi CC. Hal ini berdampak prospek negatif bagi emiten ini.


Alasan S&P adalah BTEL berpotensi tidak mampu membayar bunga utang yang akan jatuh tempo pada 7 November 2013. S&P akan menurunkan kembali rating menjadi D pada 8 November nanti, setelah BTEL gagal membayar bunga utang.

Berdasarkan laporan keuangan  kuartal III-2013, BTEL memiliki surat utang jenis guarantee senior notes senilai US$ 250 juta. Bunga surat utang ini sebesar 11,5% per tahun dan dibayar setiap 7 Mei dan 7 November tiap tahun, mulai Mei 2010 hingga Mei 2015.

"Kami tidak yakin pembayaran dapat dilunasi pada periode yang ditentukan. Sebab, unsecured notes BTEL mencapai sekitar 90% dari utang perusahaan, termasuk sewa pembiayaan," terang Mehul Sukkawala, analis kredit S&P, Rabu kemarin (6/11).

Analis MNC Securities, Reza Nugraha berpendapat, BTEL memang merugi sangat besar, sehingga akan sulit membayar utang. Utang BTEL pun terlampau besar, sehingga sulit menyelesaikannya.

Per September 2013, kerugian bersih BTEL naik menjadi Rp 1,52 triliun, daripada periode yang sama tahun 2012 di posisi Rp 988,25 miliar. Sementara dana kas dan setara kas milik BTEL hanya sebanyak Rp 115,21 miliar. "Sumber utama kerugian adalah kerugian selisih kurs karena depresiasi rupiah," tutur Reza.

Kata Reza, beberapa cara yang bisa diambil adalah dengan mencari utang baru atau menjual aset perusahaan. Namun, lagi-lagi rasio utang berbanding ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BTEL sudah sebanyak 10 kali. Kondisi ini menyulitkan BTEL mencari pinjaman baru. "Maka satu-satunya cara adalah dengan menjual aset," imbuh Reza. Persoalannya, ekuitas BTEL kini hanya bernilai Rp 117,40 miliar.

Sabtu, 02 November 2013

Bunga Deposito Bank BCA Naik 7%

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan menaikkan bunga deposito menjadi 7%, yang sebelumnya sebesar 6,25%. Kenaikan ini akan berlaku mulai 1 November 2013. Kenaikan ini dilakukan untuk meningkatkan perolehan dana pihak ketiga (DPK).


Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, alasan BCA menaikkan suku bunga deposito bukan karena kesulitan likuiditas, tetapi karena posisi loan to deposit ratio (LDR) sebesar 73,9% per September 2013. Di sisi lain, secondary reserves turun 5,2% menjadi Rp 62,02 triliun.

Bank BCA mencatat DPK tumbuh 11,9% dalam setahunan dari Rp.357,81 triliun pada September 2012, menjadi Rp.400,35 triliun pada September 2013. Dana dari tabungan mengalami kenaikan 10,06% dari Rp.198,37 triliun menjadi Rp.218,34 triliun. Giro meningkat 20,59% dari Rp.86,08 triliun menjadi Rp.103,81 triliun. Sedangkan deposito hanya tumbuh 6,59% dari Rp.73,36 triliun menjadi Rp.78,2 triliun.

“Tapi kita punya pengalaman itu mudah tingkatkan DPK dengan naikkan suku bunga deposito. Tapi dengan bunga tinggi, dana yang kita peroleh bisa bikin negatif. Oleh karena itu kita tak dorong deposito,” tandas Jahja.