Jumat, 08 November 2013

Perusahaan Bakrie Telecom Turun Peringkat


Peringkat atau rating perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) turun dari CCC menjadi CC. Rating BTEL di wilayah Asia Tenggara juga turun dari AXCCC menjadi AXCC. Peringkat ini dikeluarkan oleh lembaga internasional Standard & Poor's (S&P). Surat utang Bakrie Telecom Pte Ltd pun mengalami pemotongan peringkat, dari CCC menjadi CC. Hal ini berdampak prospek negatif bagi emiten ini.


Alasan S&P adalah BTEL berpotensi tidak mampu membayar bunga utang yang akan jatuh tempo pada 7 November 2013. S&P akan menurunkan kembali rating menjadi D pada 8 November nanti, setelah BTEL gagal membayar bunga utang.

Berdasarkan laporan keuangan  kuartal III-2013, BTEL memiliki surat utang jenis guarantee senior notes senilai US$ 250 juta. Bunga surat utang ini sebesar 11,5% per tahun dan dibayar setiap 7 Mei dan 7 November tiap tahun, mulai Mei 2010 hingga Mei 2015.

"Kami tidak yakin pembayaran dapat dilunasi pada periode yang ditentukan. Sebab, unsecured notes BTEL mencapai sekitar 90% dari utang perusahaan, termasuk sewa pembiayaan," terang Mehul Sukkawala, analis kredit S&P, Rabu kemarin (6/11).

Analis MNC Securities, Reza Nugraha berpendapat, BTEL memang merugi sangat besar, sehingga akan sulit membayar utang. Utang BTEL pun terlampau besar, sehingga sulit menyelesaikannya.

Per September 2013, kerugian bersih BTEL naik menjadi Rp 1,52 triliun, daripada periode yang sama tahun 2012 di posisi Rp 988,25 miliar. Sementara dana kas dan setara kas milik BTEL hanya sebanyak Rp 115,21 miliar. "Sumber utama kerugian adalah kerugian selisih kurs karena depresiasi rupiah," tutur Reza.

Kata Reza, beberapa cara yang bisa diambil adalah dengan mencari utang baru atau menjual aset perusahaan. Namun, lagi-lagi rasio utang berbanding ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BTEL sudah sebanyak 10 kali. Kondisi ini menyulitkan BTEL mencari pinjaman baru. "Maka satu-satunya cara adalah dengan menjual aset," imbuh Reza. Persoalannya, ekuitas BTEL kini hanya bernilai Rp 117,40 miliar.

0 comments: