Beragam produk investasi bermunculan saat ini, baik investasi yang dilakukan secara online maupun offline. Sebagai calon investor, Anda harus mengetahui dan memahami produk-produk investasi apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan finansial. Dengan mengetahui dan mempelajari berbagai macam investasi, maka Anda dapat menentukan investasi apa yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini bermacam-macam produk investasi yang tersedia di pasaran.
1. Tabungan di bank
Tabungan bank merupakan produk yang sangat umum diketahui masyarakat. Dengan menyimpan uang di tabungan, maka Anda akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya membolehkan Anda mengambil uang kapanpun yang diinginkan.
2. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Perbedaanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
3. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan, atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu obligasi bersifat seperti saham. Kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
4. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
5. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau bangunan. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua cara, yaitu menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa, atau menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
6. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing atau valuta asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float). Sistem free float adalah benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran.
7. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan yang mengeluarkan saham. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain. Saham juga bisa dijual dengan harga lebih rendah daripada kita membelinya, dan selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua cara, yaitu deviden dan capital gain.
Setelah mengetahui macam-macam produk investasi, Anda juga perlu mengetahui untung ruginya. Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk Investasi.
1. Tabungan
Kelebihan:
• Likuiditas yang tinggi dan dapat diambil kapan saja.
• Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu kredit, dan lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain.
• Dijamin pemerintah.
Kekurangan:
• Suku bunga yang diberikan sangat rendah, jauh di bawah tingkat inflasi.
• Bunga kena pajak 20 persen untuk tabungan di atas Rp 7,5 juta.
2. Deposito berjangka
Kelebihan:
• Suku bunga yang lebih tinggi dari produk tabungan biasa.
• Tetap ada likuiditas, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka waktu tertentu.
• Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang sama.
Kekurangan:
• Suku bunga deposito belum bisa menandingi inflasi.
• Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo.
• Deposito di atas Rp 7,5 juta kena pajak 20 persen.
3. Obligasi
Kelebihan:
• Memberikan pendapatan tetap berupa kupon. Bunga yang didapatkan umumnya lebih besar daripada deposito berjangka.
• Mendapatkan keuntungan atas penjualan obligasi atau capital gain, jika harga jual lebih tinggi daripada harga saat beli.
• Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank.
Kekurangan:
• Tingkat suku bunga dengan harga obligasi mempunyai hubungan berbanding terbalik. Apabila tingkat suku bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.
• Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini terkait dengan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
• Resiko malprestasi perusahaan penerbit yang mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan, maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
4. Emas
Kelebihan:
• Dalam jangka panjang, harga emas cenderung stabil dan naik.
• Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama.
• Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu kilogram, sehingga investor dengan dana terbatas juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas.
Kekurangan:
• Tidak cocok untuk investasi jangka pendek.
• Sulit dalam penyimpanan karena rawan hilang.
• Termasuk kategori investasi pasif, karena hanya akan mendapat keuntungan apabila harga emas naik.
5. Properti
Kelebihan:
• Harga properti relatif selalu naik karena kebutuhan yang meningkat.
Kekurangan:
• Membutuhkan dana investasi yang besar.
• Relatif lebih sulit untuk investasi properti karena mempertimbangkan banyak hal: prospek lingkungan, kebutuhan masyarakat, dll.
6. Mata uang asing
Kelebihan:
• Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan finansial investor.
• Investor bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa harus masuk ke perusahaan pialang seperti investasi saham.
• Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan sewaktu-waktu, antara lain melalui money changer atau bank.
Kekurangan:
• Mata uang asing sangat fluktuatif nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap kebijakan pemerintah.
• Membutuhkan keahlian khusus untuk membaca arah pergerakan mata uang asing agar terhindar dari kerugian.
7. Saham
Kelebihan:
• Saham bisa memberikan keuntungan lebih tinggi, di atas produk tabungan dan deposito, bahkan bisa mengalahkan laju inflasi.
• Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan perusahaan yang disebut dengan dividen berdasarkan jumlah kepemilikan saham.
• Pemilik saham bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli saham dan harga jualnya atau disebut capital gain.
Kekurangan:
• Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap perubahan ekonomi
• Tidak semua saham memberikan dividen.
• Resiko kerugian perusahaan mengalami defisit anggaran ataupun karena perusahaan bangkrut sehingga harga saham anjlok.
• Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu membuat pemegang saham tersebut tidak bisa melakukan traksaksi jual beli saham.
1. Tabungan di bank
Tabungan bank merupakan produk yang sangat umum diketahui masyarakat. Dengan menyimpan uang di tabungan, maka Anda akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya membolehkan Anda mengambil uang kapanpun yang diinginkan.
2. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Perbedaanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
3. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan, atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu obligasi bersifat seperti saham. Kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
4. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
5. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau bangunan. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua cara, yaitu menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa, atau menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
6. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing atau valuta asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float). Sistem free float adalah benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran.
7. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan yang mengeluarkan saham. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain. Saham juga bisa dijual dengan harga lebih rendah daripada kita membelinya, dan selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua cara, yaitu deviden dan capital gain.
Setelah mengetahui macam-macam produk investasi, Anda juga perlu mengetahui untung ruginya. Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk Investasi.
1. Tabungan
Kelebihan:
• Likuiditas yang tinggi dan dapat diambil kapan saja.
• Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu kredit, dan lain-lain), penukaran uang, dan lain-lain.
• Dijamin pemerintah.
Kekurangan:
• Suku bunga yang diberikan sangat rendah, jauh di bawah tingkat inflasi.
• Bunga kena pajak 20 persen untuk tabungan di atas Rp 7,5 juta.
2. Deposito berjangka
Kelebihan:
• Suku bunga yang lebih tinggi dari produk tabungan biasa.
• Tetap ada likuiditas, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka waktu tertentu.
• Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang sama.
Kekurangan:
• Suku bunga deposito belum bisa menandingi inflasi.
• Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo.
• Deposito di atas Rp 7,5 juta kena pajak 20 persen.
3. Obligasi
Kelebihan:
• Memberikan pendapatan tetap berupa kupon. Bunga yang didapatkan umumnya lebih besar daripada deposito berjangka.
• Mendapatkan keuntungan atas penjualan obligasi atau capital gain, jika harga jual lebih tinggi daripada harga saat beli.
• Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank.
Kekurangan:
• Tingkat suku bunga dengan harga obligasi mempunyai hubungan berbanding terbalik. Apabila tingkat suku bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.
• Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini terkait dengan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
• Resiko malprestasi perusahaan penerbit yang mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan, maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
4. Emas
Kelebihan:
• Dalam jangka panjang, harga emas cenderung stabil dan naik.
• Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama.
• Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu kilogram, sehingga investor dengan dana terbatas juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas.
Kekurangan:
• Tidak cocok untuk investasi jangka pendek.
• Sulit dalam penyimpanan karena rawan hilang.
• Termasuk kategori investasi pasif, karena hanya akan mendapat keuntungan apabila harga emas naik.
5. Properti
Kelebihan:
• Harga properti relatif selalu naik karena kebutuhan yang meningkat.
Kekurangan:
• Membutuhkan dana investasi yang besar.
• Relatif lebih sulit untuk investasi properti karena mempertimbangkan banyak hal: prospek lingkungan, kebutuhan masyarakat, dll.
6. Mata uang asing
Kelebihan:
• Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan finansial investor.
• Investor bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa harus masuk ke perusahaan pialang seperti investasi saham.
• Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan sewaktu-waktu, antara lain melalui money changer atau bank.
Kekurangan:
• Mata uang asing sangat fluktuatif nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap kebijakan pemerintah.
• Membutuhkan keahlian khusus untuk membaca arah pergerakan mata uang asing agar terhindar dari kerugian.
7. Saham
Kelebihan:
• Saham bisa memberikan keuntungan lebih tinggi, di atas produk tabungan dan deposito, bahkan bisa mengalahkan laju inflasi.
• Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan perusahaan yang disebut dengan dividen berdasarkan jumlah kepemilikan saham.
• Pemilik saham bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli saham dan harga jualnya atau disebut capital gain.
Kekurangan:
• Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap perubahan ekonomi
• Tidak semua saham memberikan dividen.
• Resiko kerugian perusahaan mengalami defisit anggaran ataupun karena perusahaan bangkrut sehingga harga saham anjlok.
• Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu membuat pemegang saham tersebut tidak bisa melakukan traksaksi jual beli saham.