Senin, 09 Maret 2015

Mengenal Berbagai Tipe Investor

Ada berbagai macam tipe investor, dimana dalam menghadapi situasi tertentu masing-masing tipe investor mempunyai sikap tersendiri. Sebagai contoh apabila indeks harga saham Indonesia menurun. situasi yang sama ini akan dibaca secara berbeda oleh investor yang memiliki gaya investasi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah berbagai tipe investor pada umumnya.



1. Investor DCA
DCA (Dollar Cost Average) adalah metode investasi secara berkala. Di mata DCA-ers, tidak ada bedanya market sedang naik atau turun. Investor jenis ini secara berkala akan memasukkan dana dalam jumlah tertentu untuk berinvestasi. Investor jenis ini biasanya paling tidak stres menghadapi kondisi market yang bergejolak.

Kelebihan:
- Investor jenis memperkecil risiko masuk ke market pada saat yang tidak tepat. Market yang volatile bukanlah musuh baginya.
- Dapat mencicil investasinya sehingga tidak terasa terlalu berat.


Kekurangan:

- Jika market sedang "bagus-bagusnya" return investasinya tidak akan sekencang dari para one-time shoot investor. Biasanya pada kondisi market bullish, investor ini akan merasa ketinggalan kereta.
- Pada market yang cenderung turun berkepanjangan, ada kemungkinan investor ini akan merasa sedikit stres karena investasinya tidak juga menghasilkan keuntungan.

Kunci kesuksesan investor jenis DCA-ers adalah disiplin, disiplin, dan disiplin. Tanpa kedisiplinan plan investasi akan semakin kacau. Tingkatkan pelan-pelan jumlah yang Anda investasikan secara berkala. Peningkatan ini bisa dilakukan setiap 1-2 tahun sekali.


2. One-Time Shooters

Investor penganut one-time shooters akan memasukkan dana investasinya satu kali sekaligus. Biasanya investor jenis ini secara sangat hati-hati mencari momen yang pas. Misalnya pada saat market sedang jatuh. Setelah berinvestasi, investor jenis ini biasanya tutup mata dan melihat hasil investasinya beberapa tahun ke depan.

Kelebihan:
- Jika menaruh dananya pada saat yang tepat, investor one-time shooters akan memperoleh keuntungan maksimum.
- Investor jenis ini cenderung diuntungkan pada saat market bullish, apalagi dalam jangka panjang.


Kekurangan:

- Kesalahan timing dalam memasukkan dana investasinya seringkali akan mengakibatkan investor ini terpaksa harus memperpanjang jangka waktu investasinya.
- Market yang fluktuatif dan tidak begerak ke mana-mana cenderung kurang menguntungkan bagi investor ini.
- Market yang turun berkepanjangan merupakan momok bagi investor jenis ini. Kadangkala kondisi tersebut dapat menyebabkan frustasi.

Investor jenis ini harus memiliki horison investasi yang cukup panjang sehingga diharapkan investasinya akan membuahkan hasil, karena saham cenderung naik untuk jangka panjang. Disarankan jangan terlalu banyak melihat perkembangan investasinya karena pada kondisi market yang memburuk hanya akan menyebabkan ingin redeem dana investasi.


3. Market Timers atau Traders

Biasanya investor jenis ini adalah tipe yang suka "berpetualang", dan seringkali bermain dalam jangka pendek. Investor jenis ini bagaikan seorang surfer yang berusaha mengarungi ombak agar bisa maju. Risiko yang dihadapi memang besar namun potensi keuntungan yang bisa diharapkan juga besar.

Kelebihan:
- Jika mampu masuk dan keluar di saat yang tepat, pola investasi ini dapat sangat menguntungkan.
- Jika cukup "tangkas", investor ini dapat terhindar dari kerugian besar akibat penurunan market yang berkepanjangan.
- Market yang fluktuatif adalah "sahabat" seorang market-timer. Semakin fluktuatif market, semakin besar potensi keuntungan yang dapat diraih.

Kekurangan:
- Biasanya investor jenis ini harus bekerja lebih keras dengan membekali dirinya agar memiliki kemampuan analisa teknikal yang mumpuni.
- Jika terlalu sering keluar masuk market, biaya subscribe atau redeem akan semakin membesar.

Investor tipe ini biasanya hanya dilakukan oleh profesional berpengalaman yang sudah banyak mempelajari analisa teknikal agar menjadi lebih "lincah" bergerak.

4. Investor Plin-Plan

Investor plin-plan biasanya tidak memiliki pola investasi tertentu. Dia akan keluar masuk market secara acak baik dalam timingnya maupun jumlah investasinya. Ciri lainnya adalah inkonsistensi dalam mengikuti strategi investasi. Terkadang ingin mencoba DCA, namun kemudian tergoda untuk menjadi market timer. Padahal kedua strategi tersebut sangat bertolak belakang. Ujung-ujungnya malah merugi. Biasanya investor jenis ini yang paling bingung pada kondisi market yang buruk karena tidak memiliki dasar untuk mengambil keputusan.

Menjadi investor dengan salah satu strategi di atas adalah sebuah pilihan. Mungkin jika sudah berpengalaman bisa sesekali "berganti gaya". Tentu saja dengan tanpa melupakan segala konsekuensi dan risikonya.

0 comments: