Selasa, 11 Juni 2013

Pentingnya Perencanaan Keuangan


Financial Plan atau Perencanaan Keuangan menjadi bagian penting dalam kehidupan Anda. Berikut beberapa alasan penting mengapa kita membutuhkan sebuah Perencanaan Keuangan.



1. Membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
Gagalnya mencapai tujuan keuangan karena tidak adanya skala prioritas dalam keuangan. Hal ini dikarenakan tidak adanya penegasan mana kebutuhan maka keinginan. Semua keinginan dianggap kebutuhan. Perencanaan Keuangan membantu kita menentukan mana yang perlu mana yang ingin.

2. Memenuhi kewajiban dan sedekah.
Perencanaan Keuangan membantu kita untuk disiplin membayar perpuluhan, zakat, ataupun sedekah. Semakin cermat kita melakukan perencanaan keuangan, maka semakin konsisten dan kontinu juga kita berbuat banyak untuk memberi dukungan finansial kepada banyak orang.

3. Sederhana dan sejahtera.
Perencanaan Keuangan membuat kita hidup bisa sesuai standart penghidupan yang layak. Tidak foya-foya dan tidak terlalu sengsara/defisit tiap akhir bulan.

4. Hemat dan hebat.
Ada istilah penghasilan meningkat kebutuhan meningkat pula. Penghasilan yang meningkat cenderung membuat kita menjadi konsumtif, ditambah lagi dengan benefit lain, fasilitas kantor (gadget, kendaraan, rumah dinas, asuransi, dll) bonus, uang lembur, uang makan, THR, dll. Perencanaan Keuangan membantu kita mengelolanya dengan bijak, sehingga kita tetap hemat dan hebat dalam bergaya dan tetap produktif.

5. Melindungi diri kita dan keluarga dari risiko keuangan.
Dalam siklus hidup ada masa-masa naik dan turunnya tingkat kehidupan, dimana situasi kehidupan tersebut berhubungan dengan uang. Naik turunnya situasi keuangan masih dapat diatasi dengan bantuan perencanaan keuangan. Masalah-masalah penting & darurat yang berhubungan dengan keuangan : PHK, sakit, cacat, kematian kepala keluarga sebagai sumber pendapatan.

6. Melunasi utang.
Masih banyak diantara kita yang juga memiliki hutang yang besar, terutama hutang konsumtif. Sangatlah keliru jika tiap bulan investasi mengumpulkan aset tapi menumpuk hutang yang bunganya lebih tinggi dari hasil investasi kita. Menyelesaikan hutang adalah hal yang paling penting di dalam sebuah Perencanaan Keuangan yang dimiliki.

7. Biaya membesarkan anak-anak.
Setiap orang tua tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Porsi yang cukup besar di dalam anggaran rumah tangga adalah biaya untuk membesarkan anak-anak. Biaya yang paling besar adalah biaya pendidikan sejak memasuki persiapan sekolah (pre-school) hingga perguruan tinggi. Jika biaya kuliah saat ini adalah Rp 50 juta, dengan adanya inflasi maka, dalam 15 tahun biaya tersebut menjadi sekitar Rp 550 juta. Anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga-keluarga yang serba ada, penuh kasih sayang tetapi kurang disiplin, menghasilkan anak manja. Ada banyak alasan orang tua memanjakan anak, alasan klasik adalah orang tua kasihan dengan anak yang ditinggal sendirian dengan pembantu. Ada orang tua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa lalunya yang sulit dan pahit. Akibat dimanjakan, akhirnya daya tahan stres anak-anak tidak terbangun dengan baik, mereka tidak dapat bedakan keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Hal yang menyiksa hidup (anak) kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan (berlebih). Anak yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan.

8. Pembelian aset, dari kendaraan hingga rumah.
Perlu suatu solusi agar keinginan untuk membeli aset-aset dapat tercapai.

9. Membiayai pembelian polis Asuransi.
Untuk melindungi nilai ekonomis seseorang yang menjadi sumber pendapatan keluarga adalah dengan asuransi. Asuransi yang dimiliki harus cukup untuk membiayai kehidupan hingga masa depan keluarga yang ditinggalkan dapat terjamin. Perencanaan Keuangan penting untuk: 10. Menikmati pensiun dengan taraf hidup yang nyaman.

Semua orang tua pasti tidak ingin memberatkan kehidupan anak-anak. Perencanaan keuangan bisa mewujudkan keluarga yang mandiri secara finansial. Orang tua tidak jadi parasit, anak-anak tidak jadi perongrong.

0 comments: