Rabu, 03 April 2013

Strategi Investasi Reksadana

Berinvestasi dalam Reksadana walau tidak serumit berinvestasi di pasar saham namun juga memiliki beberapa strategi yang bisa diterapkan. Bagi yang sudah profesional bisa menggunakan beberapa teknik analisa pasar. Namun untuk sekarang saya ingin mencoba membagikan beberapa strategi sederhana untuk memaksimalkan keuntungan investasi reksadana Anda.


1. Strategi 'tutup mata' cukup invest sekali dan simpan dalam jangka waktu yang panjang disebut Lump Sum.

2. Strategi investasi secara berkala, cocok bagi yang berpenghasilan tetap.
- dengan nominal investasi tetap disebut Dollar Cost Averaging (DCA).
- dengan membeli jumlah unit reksadana yang sama disebut Constant Share (CS).
- dengan jumlah tertentu memiliki tujuan pertambahan nilai investasi atau prosentase yang tetap disebut Value Averaging (VA).

1. Lump Sum

Adalah strategi investasi dengan menempatkan seluruh dana kita pada produk reksadana di awal.

Keuntungan dari strategi ini adalah kesederhanaanya, bilamana kita yakin bahwa investasi reksadana kita akan bertumbuh positif ke depannya maka kita akan tempatkan seluruh dana ke dalam reksadana tersebut.

Bagaimana bila kinerja investasi tidak sesuai dengan keinginan kita? Ada beberapa pilihan yang bisa diambil:
- Hold, dengan pertimbangan reksadana tsb akan kembali sesuai harapan investor.
- Switch, investasi kita pindahkan ke produk reksadana yang berbeda.
- Redeem, jual unit reksadana dan masuk kembali disaat yang menurut kita lebih sesuai.

2. Dollar Cost Averaging (DCA)

Adalah strategi dalam berinvestasi yang paling sering digunakan karena kesederhanaan dan cukup efektif dalam menurunkan rata-rata modal dari pembelian unit reksadana kita. Jangan bingung dengan kata-kata 'Dollar' karena strategi ini cocok di segala jenis mata uang termasuk Rupiah.

Caranya adalah melakukan investasi secara berkala dengan jumlah dana yang sama pada setiap kali investasi (misalnya: Rp.5 juta per bulan atau Rp.25 juta per kuartal) pada satu produk reksadana.

Strategi sederhana ini sangat efektif dimana kita invest lebih banyak saat harga rendah dan lebih sedikit saat harga tinggi.

Ilustrasi:
1. Target kita adalah investasi Rp.25 juta (jumlah yg tetap) per kuartal/3 bulan (jadwal yang tetap). Kita invest Rp.5 juta saat nilai NAB 2200, kemudian Rp.10 juta saat nilai NAB 2150 dan Rp.10 juta saat NAB 2100.
2. Bila kita lakukan di reksadana saham dan melakukan investasi berdasarkan IHSG yang berkorelasi dengan RDS. Bisa kita invest dengan jumlah diatas setiap nilai indeks minus 50 poin dengan tidak melewati jadwal yang kita tetapkan sendiri.


3. Constant Share (CS)

Ini strategi yang mudah dijelaskan. Investasikan dana untuk membeli reksa dana secara berkala dengan pembelian jumlah unit RD yang sama. Perbedaannya dengan DCA jika CS melakukan investasi bukan dengan jumlah dana yang sama tapi membeli jumlah unit RD yang sama secara berkala.

Misalkan kita menargetkan akan melakukan investasi: setiap kali top up adalah 100 unit per 3 bulan, sama seperti strategi DCA diatas bisa kita bagi jumlah tersebut mejadi 3x top up dan membeli jumlah unit lebih banyak saat harga NAB lebih murah.

4. Value Averaging (VA)

Tujuan strategi ini adalah agar pertambahan nilai (value) investasi kita adalah tetap. Bisa dihitung dalam rupiah ataupun persentase.

Pertumbuhan investasi dalam nilai yang tetap
Bila kita berencana investasi dg target setiap bulan akan bertambah 10 juta rupiah, maka diatur pertumbuhan nilainya tetap sebesar Rp.10 juta.

Bila nilai investasi kita pada bulan ini bertumbuh Rp.1 juta maka kita cukup top up Rp.9 juta.
Bila nilai investasi kita pada bulan ini berkurang Rp.500rb, maka kita harus top up Rp.10,5 juta, dan dilanjutkan untuk periode-periode selanjutnya

Pertumbuhan investasi dalam persentase yang tetap
Perhitungan menggunakan persentase biasanya dilakukan untuk menjaga peningkatan investasi kita terhadap inflasi (turunnya nilai mata uang), dan memiliki efek compound interest.

Jadi bila kita berencana investasi dengan target setiap bulan akan bertambah 10%, maka diatur pertumbuhan nilainya tetap sebesar (1+10%) x investasi pada awal bulan I, dan seterusnya.

Bila nilai investasi kita pada akhir bulan bertumbuh 2% maka kita cukup top up 8%
Bila nilai investasi kita pada bulan ini minus 1% dibandingkan awal bulan, maka kita harus top up 11%.. dan dilanjutkan untuk periode-periode selanjutnya.


0 comments: