Rabu, 20 Maret 2013

Mitos dan Tips Saat Menjual Emas


Jika Anda ingin menjual emas Anda, sepertinya Anda perlu mempelajari dahulu tentang cara menghadapi pedagang emas, yang biasa gunakan banyak trik dengan memanfaatkan ketidak-tahuan konsumen emas, terutama konsumen baru ketika transaksi jual-beli terjadi.


Ada ungkapan membeli emas hanya perlu 5 menit, tapi ketika menjual perlu 50 menit. Ini terjadi biasaya karena penjual-pembeli tak segera bertemu kata sepakat soal harga. Penyebabnya banyak. Salah satunya adalah penjual-pembeli punya ekspektasi harga tertentu.

Berikut ini beberapa mitos dan trik yang dilakukan pedagang, yang perlu Anda siasati agar tidak rugi terlalu banyak.

1. Ini emas muda. Warnanya redup.
Tua-mudanya emas tak ditentukan warna. Warna emas ditentukan oleh kadar campuran logam lain selain emas. Misalnya emas dan tembaga akan member efek agak kekuningan.

2. Ini emas Jawa, lebih murah jatuhnya.
Yang menentukan harga bukan asal emasnya. Emas Jawa, emas Lampung, emas Palembang, emas Arab itu istilah setempat dan tak scientific. Yang menentukan adalah berat & karat. Emas Jawa biasanya sebutan untuk emas dibawah 21 karat (biasanya 18K). Kalo emas kita setelah dicek berkarat diatas 18, berarti ia adalah ‘emas tua' dan tak ada alasan dinilai rendah.

3. Kadar emas susut, karena tanggal pembelian sudah lama.
Kecuali dipakai di badan sehari-hari seperti perhiasan, emas adalah logam yang tak susut. Itu trik untuk menurunkan harga. Emas batangan dan Dinar yang disimpan di lemari besi kemudian dijual lagi tak akan susut. Untuk membuktikan, lakukan penimbangan.

4. Emas ini keluaran lama, jadi lebih murah.
Kecuali perhiasan yang memang ada model yang tak lagi up to date, emas batangan dan koin/dinar tidak terkendala model. Potongan harga hanya bisa dikenakan untuk perhiasan karena mungkin perhiasan harus dilebur untuk dimurnikan atau kemudian dibentuk lagi sesuai trend masa kini.

5. Emas ini sertifikatnya palsu.
Sertifikat tak gampang dipalsukan. Ada empat tanda di dalamnya (bisa dilihat dengan terawang dan dengan UV light) yang jika kita teliti, tak akan tergantikan. Juga tanda tangan assayer dan nomor seri untuk emas batangan. Terlebih jika menjual kembali di toko yang sama ketika kita membelinya, maka sertifikat yang dibilang tak asli bisa diperdebatkan.

6. Emas digosok dulu, untuk dicek asli-tidaknya.
Jangan mau emas kita digosok. Emas jadi berkurang karena digosok ke benda kasar. Serbuk hasil gosokannya kemudian biasanya dikumpulkan dan dimanfaatkan. Saat ini dengan cara modern, emas hanya perlu dicek keaslian dan kandungan dengan berbagai alat, ada yang mirip avometer saja, X-Ray fluorescence, atau dengan paduan gelas ukur dan timbangan digital. Praktis dan sederhana. Biasanya pegadaian dan toko emas yang serius memiliki peralatan ini.

7. Dinar emas ini bukan produksi Antam, jadi harga lebih murah.
Lihat sertifikatnya, kalau sertifikat Logam Mulia tersedia, berarti memang benar produksi Antam.

Kesimpulannya, di saat toko emas mempermasalahkan keaslian, kadar (karat) dan berat (gram) emas Anda, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Cek sertifikat
Sertifikat dan kuitansi itu bukti absahnya emas kita. Apalagi jika dibeli dan dijual di toko yang sama, tak beralasan toko emas potong harga.

2. Cek fisik
Minta ditimbang, cek karatnya, baru fair. Jika ada kekhawatiran kebenaran alat tes karat dan timbangan, cari langkah lain. Bawa ke pegadaian dan minta mereka keluarkan surat keterangan kadar dan beratnya. Dengan Rp 25.000 atau gratis jika kenal baik dengan petugas gadai, uji emas bisa dilakukan.

Emas bukan hanya soal ‘murah saat beli’ tapi juga ‘mudah dan bagus harga saat jual’. Salah satu kuncinya sertifikat. Toko emas yang modern sudah meninggalkan cara ‘menggosok’ emas karena merugikan konsumen. Toko emas khusus perhiasan yang branded, biasanya menyertakan sertifikat dari pabrik. Ini juga sama berharganya dengan sertifikat lain.

Bagaimana dengan kuitansi? Kuitansi hanya bukti sah terjadinya transaksi. Ketika menjual, kuitansi diperlukan untuk menunjukkan dimana kita membeli emas. Jual dan beli di toko yang sama (yang tercantum di kuitansi) bisa jadi alasan tak terlalu banyak potongan ketika menjual kembali.


0 comments: